By : M Imron Pribadi
Sonokeling (Dalberga latifolia) merupakan salah satu jenis
tanaman kehutanan yang selain baik untuk penghijauan juga memiliki nilai
ekonomis yang tinggi karena kayunya tergolong kayu keras dan indah.
Keindahan sonokeling dapat terlihat dari teksturnya,
sehingga kayu ini banyak dimanfaatkan untuk perlengkapan rumah, baik untuk
lantai maupun furnitur.
SEMAKIN MAHAL
Budidaya Sonokeling cukup menjanjikan, meski termasuk
investasi jangka panjang, yaitu di atas 10 tahun. Prinsipnya, semakin tua
pohonnya maka harga kayunya pun semakin mahal. Meskipun, kini kayu Sonokeling
muda juga sudah banyak digunakan terutama dalam pembuatan lantai kayu.
Masa panen kayu sonokeling agar kualitas kayunya maksimal
adalah setelah pohon berusia 20 tahun. Walau begitu, bisa saja ia dibiarkan
bahkan sampai 50 tahun. Namun perlu diperhatikan bahwa semakin lama investasi,
resikonya pun semakin besar.
AWET DAN TAHAN RAYAP
Sonokeling termasuk ke dalam kayu keras dengan bobot sedang
hingga berat. Berat jenisnya antara 0,77-0,86 pada kadar air sekitar 15%.
Teksturnya cukup halus, dengan arah serat lurus dan kadang kala berombak. Kayu
ini juga awet, tahan terhadap serangan rayap kayu kering dan sangat tahan
terhadap jamur pembusuk kayu.
Kayu terasnya berwarna coklat agak lembayung gelap, dengan
coreng-coreng coklat sangat gelap hingga hitam. Kayu gubal berwarna
keputih-putihan hingga kekuningan, 3-5 cm tebalnya, terbedakan dengan jelas
dari kayu teras.
Pada proses olahan, kayu sonokeling agak sukar dikerjakan
dengan tangan, namun sangat mudah dengan mesin. Kayu ini dapat diserut sehingga
permukaannya licin dan dapat pula dikupas dan diiris untuk membuat venir
dekoratif. Kayu ini juga dapat dibubut, disekerup dan dipelitur dengan hasil
yang baik. Namun, kayu ini sukar diberi bahan pengawet.
BIBIT DARI AKAR TUA
Budidaya pohon Sonokeling relatif mudah. Bibit pohon ini
bisa didapat dari akar pohon Sonokeling yang sudah tua. Biasanya, akar pohon
yang sudah berusia puluhan tahun akan tumbuh tunas-tunas baru. Kemudian tunas
dipisahkan dari induk akar dan didiamkan sekitar dua minggu.
Setelah itu, tunas bisa ditanam di polybag dan akan tumbuh
besar nantinya. Setelah berukuran sekitar 30 centimeter hingga 1 meter, tunas
sudah bisa dijadikan bibit dan ditanam di lahan perkebunan.
Ketika akan ditanam, unsur hara di tanah harus sudah
lengkap. Untuk itu tanah harus digemburkan terlebih dahulu dan diberi pupuk
kompos. Supaya tumbuh maksimal, jarak tanam antar pohon sekitar 2 x 2 m – 2 x 3
m. Dengan begitu, pertumbuhan pohon tidak terganggu pohon lain dan batangnya
bisa lurus. Pada masa awal tanam, pohon Sonokeling masih membutuhkan pemupukan
intensif.
Selama satu hingga dua tahun pertama, tanaman sebaiknya
diberi pupuk dua minggu sekali. Setelah itu, pemupukan cukup dua kali setahun, yakni
menjelang musim hujan dan menjelang musim kemarau.
Pola pemupukan terus dilakukan selama bertahun-tahun, hingga
pohon siap dipanen. Jika menginginkan kayu yang sangat keras dan kokoh, pohon
sonokeling bisa ditebang pada usia 20 tahun hingga 50 tahun.
BISA DIPANEN LEBIH DARI SEKALI
Setelah pohon tua ditebang, akarnya jangan dicabut.
Pasalnya, pada bagian akar itu nanti banyak tumbuh tunas baru yang bisa
dijadikan calon bibit. Akan lebih baik jika akar ini dijadikan induk yang akan
terus menghasilkan tunas baru. Namun,
bagi Anda yang belum memiliki pohon indukan berusia tua, maka alternatif paling
mudah bisa dengan membeli bibit di pasar.
Saat ini para pembudidaya sonokeling ada yang memanen pada
usia sekitar lima tahun. Namun, harga jualnya lebih murah karena usia kayunya
lebih muda. Menariknya, pohon yang sudah dipanen saat usia lima tahun itu masih
bisa tumbuh lagi untuk dipanen kedua kalinya. Setelah itu, umumnya pohon tidak
tumbuh lagi.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya pohon Sonokeling
ini. Pertama, pohon sebaiknya ditanam di lahan dengan ketinggian di bawah 600
meter di atas permukaan laut (mdpl). Selain itu, gulma dan tanaman pengganggu
yang ada di sekitar pohon harus rajin dibersihkan. Terutama pada masamasa awal
pertumbuhan hingga pohon berukuran 8 meter.
TUMBUH LIAR DI HUTAN-HUTAN JAWA
Pohon Sonokeling berukuran sedang hingga besar dengan tinggi
20-40 m dengan gemang mencapai 1,5-2 m. Tajuk lebat berbentuk kubah,
menggugurkan daun. Pepagan berwarna abu-abu kecoklatan, sedikit pecah-pecah
membujur halus. Daun majemuk menyirip gasal, dengan 5-7 anak daun yang tak sama
ukurannya, berseling pada porosnya.
Anak daun berbentuk menumpul (obtusus) lebar, hijau di atas
dan keabu-abuan di sisi bawahnya. Bunga-bunga kecil, 0,5-1 cm panjangnya,
terkumpul dalam malai di ketiak. Buah polong berwarna coklat, lanset memanjang,
meruncing di pangkal dan ujungnya. Berisi 1-4 butir biji yang lunak kecoklatan,
polong tidak memecah ketika masak.
Di Indonesia, sonokeling hanya didapati tumbuh liar di
hutan-hutan Jawa Tengah dan Jawa Timur pada ketinggian di bawah 600m dpl.,
terutama di tanah-tanah yang berbatu, tidak subur, dan kering secara berkala.
Tumbuh berkelompok, namun tidak terlalu banyak, di hutan-hutan musim yang
menggugurkan daun-daunnya di waktu kemarau.
MENYUKAI TANAH DALAM DAN LEMBAP
Sebaran alami sonokeling lainnya adalah anak benua India,
mulai dari kaki Pegunungan Himalaya hingga ujung selatan semenanjung, terutama
di hutan-hutan monsun yang kering di wilayah-wilayah Karnataka, Kerala, dan
Tamil Nadu, di Ghats Barat.
Meskipun demikian, tumbuhan ini hidup baik di daerah dengan
curah hujan antara 750 – 5.000 mm pertahun, di atas aneka jenis tanah, walau
lebih menyukai tanah-tanah yang dalam dan lembap, yang memiliki drainase baik.
Sonosiso (Dalbergia sissoo Roxb. Ex Benth.) adalah kerabat
dekat sonokeling yang menghasilkan kayu yang hampir serupa kualitasnya. Dalam
perdagangan dikenal sebagai kayu sonosissoo atau secara umum dimasukkan ke
dalam kelompok rosewood.
Marga Dalbergia sendiri meliputi lebih kurang 100 jenis,
yang menyebar di kawasan tropika dan ugahari di semua benua. Sebagian besar
jenis (70 spesies) didapati di Asia, dengan pusat keanekaragaman di sekitar
Himalaya. Kebanyakan berupa perdu atau liana berkayu, sebanyak 18 jenisnya
berupa pohon yang menghasilkan kayu yang berharga.
Klasifikasi Ilmiah Sonokeling
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Upafamili: Faboideae
Genus: Dalbergia
Spesies: Dalbergia latifolia